Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
Kooperatif merupakan bentuk kegiatan yang bersifat kerjasama, sedangkan pembelajaran koperatif merupakan pembelajaran yang menekankan kerjasama dalam kelompok. Slavin dalam Nur Asma, (2006:11) mengemukakan bahwa dalam belajar koperatif, siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok.
Davidson dan Kroll dalam Nur Asma, (2006:11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada kerjasama natar siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar, saling bertukar pikiran dalam belajar yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga siswa bertangung jawab secara individu maupun kelompok untuk mencapai hasil belajar.
Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu, pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.
1. Pencapaian Hasil Belajar
Belajar kooperatif membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan normal yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerim prestasi menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik (Asma, 2006:13).
2. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah dengan penerimaan terhadap perbedaan individu. Perbedaan meliputi perbedaan ras, agama, tingkat sosial, dan tingkat kecerdasan. Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama, saling tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui struktur penghargaan kooperatif serta belajar menghargai satu sama lain.
Dalam mewujudkan tujuan di atas dilakukan dengan pembentukan kelompok secara heterogen baik dalam tingkat kecerdasan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain, dengan begitu siswa akan terlatih menerima kenyataan yang ada bahwa di dalam setiap individu terdapat perbedaan.
3. Pengembangan Ketrampilan Sosial
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Kertampilan sosial yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah kerjasama, menghargai pendapat orang lain, melaksanakan tugas dalam kelompok, berpartisipasi dalam kelompok, menerima tanggung jawab, dan menerima perbedaan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam pembelajaran kooperatif model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-6 siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang , dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya. Kegiatan pembelajaran dengan model STAD menurut Slavin, (2008:143) terdiri dari lima tahap, yaitu, a) presentasi kelas, b) tim, c) kuis, d) skor kemajuan individual, e) rekognisi tim. Sedangkan menurut Nur Asma, (2006: 51) tahapan dalam pembelajaran STAD terdiri dari 6 tahap, yaitu; a) persiapan pembelajaran, b) penyajian materi, c) belajar kelompok, d) tes, e) penentuan skor peningkatan individual. f) penghargaan kelompok.
Davidson dan Kroll dalam Nur Asma, (2006:11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar kooperatif merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada kerjasama natar siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar, saling bertukar pikiran dalam belajar yang dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga siswa bertangung jawab secara individu maupun kelompok untuk mencapai hasil belajar.
Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu, pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.
1. Pencapaian Hasil Belajar
Belajar kooperatif membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan normal yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerim prestasi menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik (Asma, 2006:13).
2. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan pembelajaran kooperatif salah satunya adalah dengan penerimaan terhadap perbedaan individu. Perbedaan meliputi perbedaan ras, agama, tingkat sosial, dan tingkat kecerdasan. Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama, saling tergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui struktur penghargaan kooperatif serta belajar menghargai satu sama lain.
Dalam mewujudkan tujuan di atas dilakukan dengan pembentukan kelompok secara heterogen baik dalam tingkat kecerdasan, jenis kelamin, agama, dan lain-lain, dengan begitu siswa akan terlatih menerima kenyataan yang ada bahwa di dalam setiap individu terdapat perbedaan.
3. Pengembangan Ketrampilan Sosial
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Kertampilan sosial yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah kerjasama, menghargai pendapat orang lain, melaksanakan tugas dalam kelompok, berpartisipasi dalam kelompok, menerima tanggung jawab, dan menerima perbedaan.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievement Division). Dalam pembelajaran kooperatif model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-6 siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang , dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya. Kegiatan pembelajaran dengan model STAD menurut Slavin, (2008:143) terdiri dari lima tahap, yaitu, a) presentasi kelas, b) tim, c) kuis, d) skor kemajuan individual, e) rekognisi tim. Sedangkan menurut Nur Asma, (2006: 51) tahapan dalam pembelajaran STAD terdiri dari 6 tahap, yaitu; a) persiapan pembelajaran, b) penyajian materi, c) belajar kelompok, d) tes, e) penentuan skor peningkatan individual. f) penghargaan kelompok.