Buku Kurikulum Baru Disempurnakan Sampai 7 Kali
Perubahan kurikulum baru selalu diikuti dengan perubahan buku ajar yang akan digunakan. Untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) buku baru Kurikulum 2013 yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengalami penyempurnaan naskah sampai tujuh kali. Buku tematik integratif untuk SD itu akan digunakan dalam kurikulum yang akan diterapkan mulai Juli mendatang.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim mengklaim buku tematik terpadu ini baru pertama kali ditulis di Indonesia, khususnya oleh pemerintah. Menurutnya dengan penyempurnaan berulang kali ini untuk menghasilkan tulisan yang baik.
"Jadi memang perlu dilakukan penulisan dan pengulasan berulang kali. Saat ini naskah yang masuk ke tim penyempurnaan telah masuk ke penulisan naskah ketujuh," kata Musliar. "Semoga penulisan naskah ketujuh ini akan menghasilkan buku yang kita harapkan," imbuhnya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Dalam penulisan buku kurikulum baru, melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan yang memang ahli dan tidak ketinggalan para guru. Proses penyusunan buku ajar kurikulum baru adalah dimulia dari para penulis yang awalnya menulis sendiri-sendiri kemudian baru disatukan untuk kemudian dikirim ke reviewer.
Setelah dilakukan review, naskah dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki. Kemudian setelah diperbaiki diulas lalu masuk tahap editing. Pasca tahap penyempurnaan, naskah akan dicetak dan kemudian dibaca oleh para reviewer dan orang-orang yang memiliki kapasitas untuk dapat memberikan kritik dan saran terhadap buku itu. Penyusunan buku ditarget selesai 20 April 2013.
Untuk diketahui, setengah dari anggaran kurikulum baru atau Rp 1,3 triliun, akan digunakan untuk proyek pengadaan buku. Inilah yang menjadikan salah satu alasan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Koalisi Pendidikan menolak Kurikulum Baru. Menurutnya pengadaan buku berpotensi dikorupsi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pengadaan buku adalah lahan basah.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim mengklaim buku tematik terpadu ini baru pertama kali ditulis di Indonesia, khususnya oleh pemerintah. Menurutnya dengan penyempurnaan berulang kali ini untuk menghasilkan tulisan yang baik.
"Jadi memang perlu dilakukan penulisan dan pengulasan berulang kali. Saat ini naskah yang masuk ke tim penyempurnaan telah masuk ke penulisan naskah ketujuh," kata Musliar. "Semoga penulisan naskah ketujuh ini akan menghasilkan buku yang kita harapkan," imbuhnya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Dalam penulisan buku kurikulum baru, melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan yang memang ahli dan tidak ketinggalan para guru. Proses penyusunan buku ajar kurikulum baru adalah dimulia dari para penulis yang awalnya menulis sendiri-sendiri kemudian baru disatukan untuk kemudian dikirim ke reviewer.
Setelah dilakukan review, naskah dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki. Kemudian setelah diperbaiki diulas lalu masuk tahap editing. Pasca tahap penyempurnaan, naskah akan dicetak dan kemudian dibaca oleh para reviewer dan orang-orang yang memiliki kapasitas untuk dapat memberikan kritik dan saran terhadap buku itu. Penyusunan buku ditarget selesai 20 April 2013.
Untuk diketahui, setengah dari anggaran kurikulum baru atau Rp 1,3 triliun, akan digunakan untuk proyek pengadaan buku. Inilah yang menjadikan salah satu alasan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Koalisi Pendidikan menolak Kurikulum Baru. Menurutnya pengadaan buku berpotensi dikorupsi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pengadaan buku adalah lahan basah.