Pembiasaan Belajar Terus-menerus pada Siswa SD
Meningkatkan pembiasaan belajar terus-menerus pada siswa adalah penerapan penilaian pada setiap melaksanakan pembelajaran. |
Masih ada kenyataan pada siswa sekolah dasar yaitu:
1. Siswa belajar bila ada ulangan, bila ada ujian, bila ada perlombaan. Belajar yang demikian dipandang sebagai belajar adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang singkat. Akibatnya siswa memperoleh nilai rendah pada ulangan, ujian dan perlombaan. Bila belajar dipandang sebagai kegiatan yang dilaksanakan pada waktu tertentu dan singkat, ada kemungkinan siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal pada waktu ulangan, ujian dan perlombaan.
2.Siswa melakukan sikap-sikap terpuji seperti tertib, rajin, tekun dan disiplin hanya pada waktu tertentu dan bahkan di tempat tertentu seperti pada waktu hari sedang sekolah di sekolah.Akibatnya siswa tidak mampu melakukan sikap terpuji pada waktu lain di tempat lain. jika siswa tidak mampu melakukan sikap terpuji di tempat lain pada waktu lain maka ada kemungkinan siswa tersebut melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain.
3.Siswa memelihara kebersihan, kerapihan, keindahan proses kerja dan hasil kerja hanya bila dinilai. Cara memelihara kebersihan, kerapihan dan keindahan yang demikian dipandang sebagai memelihara keterampilan hanya pada waktu-waktu tertentu di tempat tertentu.Akibatnya, siswa tidak mempunyai keterampilan menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan di tempat lain.
Penyebab terjadinya semua kenyataan itu adalah rendahnya pembiasaan belajar secara terus-menerus baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Sekolah sebagai pusat pembentukan pembiasaan belajar secara formal bagi siswa ,perlu mencari solusi yang dapat meningkatkan pembiasaan belajar bagi siswanya agar siswanya belajar terus-menerus.
Sebuah solusi yang dipandang tepat meningkatkan pembiasaan belajar terus-menerus pada siswa adalah penerapan penilaian pada setiap melaksanakan pembelajaran. Hal ini karena:
1.Penilaian merupakan sebuah sumber motivasi yang mendorong siswa untuk belajar.Bila penilaian dilakukan pada setiap melaksanakan pembelajaran maka siswa akan terdorong untuk belajar.
2.Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan terus-menerus. Bila penilaian dilakukan setiap melaksanakan pembelajaran maka siswa akan belajar secara terus-menerus. Dengan demikian, siswa akan belajar bukan hanya bila ada ulangan, ada ujian atau ada perlombaan. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara terus -menerus.
3.Belajar yang terus-menerus akan membentuk sebuah pembiasaan belajar yang terus-menerus.Pembiasaan belajar yang terus-menerus akan membuat siswa selalu siap pengetahuan,sikap dan keterampilannya untuk menghadapi ulangan, ujian dan perlombaan termasuk sikap dan keterampilannya dalam kehidupannya sebagai warga masyarakat.
Dengan mencermati alasan-alasan di atas,maka penerapan penilaian dalam setiap melaksanakan pembelajaran menjadi penting mengingat penilaian yang dilakukan terus-menerus akan mendorong terjadinya pembiasaan belajar secara terus-menerus pada siswa.
Sebagai contoh prosedur penerapan penilaian setiap melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang efisien atau memperhitungkan ketersediaan waktu untuk setiap melaksanakan pembelajaran serta menyiapkan lembar pengamatan aspek sikap,lembar tes untuk aspek pengetahuan, dan lembar pengamatan aspek keterampilan.
2.Pada tahap pelaksanaan, guru mengamati sikap siswa dan mencatat hasilnya pada lembar pengamatan, mengamati keterampilan siswa dan mencatat hasilnya dalam lembar pengamatan aspek keterampilan serta memberikan lembar tes dan mencatat nilai tes siswa pada lembar daftar nilai tes.
*) Ditulis dan dikirim oleh Aloysius Lega. Guru dan kepala sekolah pada SDK Rokap di Kecamatan Macang Pacar Kabupaten Manggarai Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur.