Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya
Guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya. |
Baca juga: Menjadi Guru yang Dicintai Siswa
Biasanya seorang yang punya tanggungjawab terhadap orang lain selalu berusaha “memikat hati” orang-orang yang berada “dibawahnya”. Hanya saja, biasanya berakhir pada titik yang kurang baik. Bukannya menjadi idola, tetapi justru menjadi “momok”. Sudah sepantasnya seorang pemimpin menjadi idola orang-orang yang dipimpinnya. Bawahan mengidolakan atasan, ketua menjadi idola anggotanya, komandan diidolakan oleh prajuritnya, guru menjadi idola siswanya dan lain sebagainya.
Sudah sepantasnya setiap guru menjadi idola dari siswanya. Sejatinya, guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya. Oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan seorang guru untuk menjadi idola, antara lain:
Berusaha Menjadi Semakin Pintar
Guru identik dengan orang pintar. Salah satu tujuan profesi guru adalah menelorkan siswa-siswa pintar. Oleh karena itu, guru terlebih dahulu harus pintar, bahkan lebih pintar dari masyarakat pada umumnya. Keyakinan siswa terhadap kepintaran gurunya akan membuat mereka suka, segan, dan hormat kepada gurunya tersebut. Untuk itu, seorang guru yang berusaha mengembangkan potensinya sehingga menjadi semakin pintar, maka semakin besar pula peluangnya dijadikan idola oleh siswanya.
Sejatinya, guru juga identik dengan membaca. Meskipun akhir-akhir ini aktivitas membaca bagi guru sudah hampir terlupakan. Membaca adalah aktivitas wajib bagi guru dalam mengejawantahkan usahanya menjadi semakin pintar. Menjadi guru bukanlah pencapaian puncak seorang yang bersekolah untuk berprofesi sebagai guru. Menjadi guru adalah awal dari tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu, teruslah berusaha dan belajar agar tanggungjawab itu tidak mengalami kedaluwarsa. Betapa hebatnya seorang guru di mata siswa jika pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut mendapat jawaban dari gurunya.
Berusaha Menjadi Teladan
Ketekunan seorang guru dalam usaha menjadi semakin pintar, adalah termasuk bentuk teladan. Namun, dalam bagian ini teladan ditekankan pada prilaku dan sikap baik guru yang dapat ditaladani siswanya. Memang benar, guru juga manusia biasa, tetapi hal tersebut bukanlah menjadi alasan pembenar jika ada guru yang melakukan perbuatan yang tidak normatif.
Beberapa kasus yang diliput media tentang prilaku guru yang melanggar etika, tentu tidak sebanding dengan jumlah guru yang sangat besar. Sejatinya, jika pelanggaran itu dilakukan oleh orang awam (bukan guru) tentu terbilang hal biasa, namun lain ceritanya jika perbuatan itu dilakukan oleh seorang guru. Masyarakat masih member derajat yang tinggi kepada guru sehingga mereka akan sangat kecewa jika ada guru yang berbuat haal yang tida etis.
Guru yang berprilaku layaknya seorang yang patut digugu dan ditiru, akan menjadi teladan bagi siswanya. Meneladani seorang guru yang hampir tanpa cacat akan menjadikannya idola bagi siswa. Guru yang melakukan terlebih dahulu sebelum memerintahkan kepada siswanya. Bahkan, jika dengan hati prilaku teladan itu terbentuk, maka tanpa perintah sekalipun para siswa akan ikut seperti yang dilakukan gurunya.
Guru harus rindu pada suasana dimana dia menjadi idola siswanya. Guruku adalah idolaku, adalah ungkapan yang semestinya terucap oleh siswa. Bukan terucap oleh mulut yang utama, tetapi dari kalbu. Meski mulut mengatakan ‘tidak’, tetapi hati tak dapat menolaknya. Jika, guru telah mendapatkan pengakuan itu dari siswanya, maka hampir tak ada lagi hal yang sulit yang ditemui guru dalam proses interaksi antara dia dengan siswanya. Semoga para guru menjadi atau berusaha menjadi idola siswanya.
*) Ditulis oleh Muh. Syukur Salman. Guru SDN 71 Parepare