Tunjangan Diberikan Tapi Guru tak Juga Profesional
"Sampai sekarang sebagian besar guru belum profesional walaupun tunjangan profesinya sudah diterima," |
"Sampai sekarang sebagian besar guru belum profesional walaupun tunjangan profesinya sudah diterima," kata Muhadjir yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (07/10/16).
Mantan rektor Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) ini mengatakan tunjangan profesi yang diberikan ternyata salah ditafsirkan oleh tenaga pendidik. Guru hanya menikmati tunjangan tanpa berusaha meningkatkan kompetensinya.
"Dulu sebelum dia profesional sudah dikasih tunjangan supaya dia lebih profesional, ternyata lupa. Dia menikmati tunjangan tapi tidak profesional juga," kata Muhadjir.
Baca juga: Tunjangan Profesi Hanya Memperkaya Guru
Sejak awal penetapan tunjangan profesi pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pesertanya hanya tujuh persen dari jumlah total guru yang ada saat itu sehingga APBN yang dikeluarkan untuk membayar tunjangan hanya sebesar Rp7 triliun. Namun, sekarang sudah menjadi Rp 72 triliun lebih.
Muhadjir menambahkan dari total sekitar tiga juta guru yang ada, baru 61 persen yang mendapat tunjangan profesi sehingga jika memproyeksikan seluruh guru menerima tunjangan maka dana yang akan dikeluarkan oleh negara cukup besar.
"Pemerintah harus menyiapkan setidaknya Rp 110 triliun. Bisa dibayangkan kalau uang ini dipakai untuk membangun sekolah di papua, berapa ratusan sekolah yang dibangun dari tunjangan profesi itu. Tunjangan sangat mahal, tetapi profesi gurunya tidak profesional-profesional dan ini menjadi tantangan kita," kata Muhadjir.