Mendikbud Tak Suka Guru Terlalu Sabar, Harus Berwibawa
"Saya senang guru-guru sabar. Namun, kalau terlalu sabar saya juga tidak suka. Guru itu harus baik, tapi kalau terlalu baik juga tidak bagus," kata Mendikbud. |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa guru-guru di daerah. Guru tetap sabar meski sudah di-bully dan ada yang mengalami tindak kekerasan. Namun menurutnya, guru jangan terlalu sabar.
"Saya senang guru-guru sabar. Namun, kalau terlalu sabar saya juga tidak suka. Guru itu harus baik, tapi kalau terlalu baik juga tidak bagus. Ingat Allah itu tidak menyukai hal-hal yang berlebihan," kata Mendikbud Muhadjir.
Dia mencontohkan, bila seorang guru hanya memiliki dua baju. Karena ingin menolong lantas memberikan semua bajunya. Alhasil guru tersebut sudah menganiaya dirinya sendiri.
"Itu contohnya saja, jangan karena terlalu baik dikasih semua, akhirnya malah diri sendiri enggak pakai baju," kata Muhadjir saat penutupan rembuknas nasional pendidikan dan kebudayaan (RNPK) 2019 di Pusdiklat Kemendikbud, Depok.
Mendikbud menegaskan, dirinya keberatan bila guru dilarang memberikan sanksi kepada siswa. Sanksi wajib ditegakkan kepada siswa yang melanggar aturan sekolah. Yang penting sanksinya dalam rangka mendidik bukan menghukum.
Guru besar Universitas Muhammadiyah Malang ini juga mengatakan guru harus seperti pesilat. Tahu bagaimana menghindar saat mendapat serangan.
Baca: Inilah Peraturan Pemerintah Untuk Melindungi Guru
"Kalau guru dianiaya siswa, guru jangan hanya diam dan tidak membela diri. Guru harus menunjukkan wibawanya. Jangan takut dikenakan sanksi. Ada caranya mendidik siswa seperti itu dan tidak sampai kena sanksi," kata Mendikbud Muhadjir.
Sebelumnya, dunia pendidikan di Tanah Air kembali terguncang. Sebuah video viral beredar mengenai insiden guru yang ditantang siswanya. Kejadian itu berlangsung pada Sabtu (2/2), dimana siswa berinisial AA siswa SMP PGRI Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, menantang gurunya, Nur Khalim.
Itu terjadi ketika guru menegur AA yang merokok dan duduk di atas meja saat jam pelajarannya. Namun guru tersebut tak membalas kelakuan muridnya, ia hanya terdiam tanpa berbuat apapun. Sedangkan, murid yang lain asyik merekam dan menertawakan.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti memberi beberapa pandangannya. Pertama, KPAI merasa prihatin atas sikap dan perilaku siswa tersebut. Sebab, telah mencerminkan sikap yang tidak santun dan tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa.
Menurutnya, ada dua kemungkinan faktor yang menyebabkan kejadian tersebut, yaitu karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun di sekolah dan rendahnya kemampuan guru mengelola pembelajaran peserta didik.