Jadilah Guru yang Merdeka, Tidak Terlalu Patuh Pada Kurikulum
Guru kita itu patuh betul sama kurikulum. Jadilah guru yang merdeka. |
Guru di Indonesia dinilai terlalu terpaku pada kurikulum. Hal ini dikatakan Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia ( FSGI) Retno Listyarti.
"Guru kita itu patuh betul sama kurikulum. Padahal kurikulum itu kayak menu makan siang yang bisa kita pilih," kata Retno yang SekolahDasar.Net kutip dari Kompas.
Ia menjelaskan, materi pelajaran dalam kurikulum banyak yang ia sebut sebagai "sampah" sehingga hanya menjadi beban bagi murid. Banyaknya bahan yang harus dipelajari menyebabkan beban siswa semakin berat dan mengakibatkan stres.
"Artinya kurikulum kita ini sebenarnya sarat beban. Bahkan banyak pengetahuan sampah yang tidak perlu di dalam kurikulum kita, sehingga kasihan anak kita dididik dengan cara seperti itu," kata Retno.
Ia berpesan agar para guru menjadi lebih merdeka dan kreatif. Menurut pandangannya, seorang guru seharusnya dapat memilah-milah bahan mana yang perlu didalami dan mana yang perlu untuk diketahui tanpa perlu didalami.
"Jadilah guru yang merdeka, jadilah guru yang memilih poin mana yang perlu tahu atau cukup tau dengan membaca, yang tidak perlu didalami. Seharusnya guru itu kreatif kurikulum," ujar Retno.
Selain itu, seiring dengan revolusi industri 4.0, diharapkan pola pikir para guru juga ikut berevolusi. Seorang guru seharusnya tetap dapat mengajar dengan baik dan menjadi pengajar yang berkualitas.
Baca juga: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Retno berpendapat, meski menteri berganti, kurikulum berganti, hingga jika tidak ada kurikulum sekalipun guru tetap bisa mendidik. Untuk mewujudkannya, FSGI mendorong diadakannya pelatihan yang berkualitas bagi para pengajar.
"Kami mendorong pelatihan, tapi dipetakan dulu, jangan asal menghabiskan uang proyek, tapi bagaimana guru-guru diberi pelatihan yang berkualitas, sistematis," tegasnya.