Prestasi Anak Dapat Diperbaiki dengan Gizi dan Lingkungan yang Baik
Hak anak untuk menjadi lebih berprestasi harus dilakukan melalui pemenuhan gizi. |
Gizi memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang dan prestasi anak. Banyak hal yang memengaruhi prestasi anak, di antaranya, pola pendidikan, kondisi fisik, lingkungan, serta asupan gizi yang cukup untuk perkembangan otak anak.
“Kita harus mengenali potensi anak sejak dini dan makanan bergizi sangat memengaruhi perkembangan prestasi anak," kata Seto Mulyadi yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (02/04/19).
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak itu mengajak semua pemangku kepentingan untuk memenuhi hak anak, termasuk kecukupan gizi.
Menurutnya, salah satu penyebab anak-anak di negara berkembang kurang berprestasi ialah faktor ekonomi yang membuat anak tidak cukup asupan gizi.
“Prestasi anak Indonesia dapat diperbaiki dengan dukungan gizi dan lingkungan yang baik," kata pemerhati anak yang sering dipanggil Kak Seto.
Pemenuhan gizi memengaruhi taraf kecerdasan dan IQ anak. Karena itu, hak anak untuk menjadi lebih berprestasi harus dilakukan melalui pemenuhan gizi dan tentu saja juga melalui pendidikan yang optimal.
Berdasarkan penelitian beberapa pakar gizi dari UI dan IPB, termasuk Ahmad Sulaeman, dalam artikel yang diterbitkan oleh British Journal of Nutrition, delapan dari sepuluh anak Indonesia kekurangan asupan DHA sesuai pada standar WHO.
Penelitian yang dilakukan berdasar dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 itu menemukan bahwa delapan dari sepuluh anak usia sekolah Indonesia yang berumur 4 sampai 12 tahun kekurangan asupan nutrisi otak.
Baca: Makanan Untuk Mendukung Perkembangan dan Fungsi Otak Anak
Hal itu disebabkan asupan asam lemak esesial (essential fatty acid) khususnya asupan DHA dan Omega 3 yang lebih rendah dibanding angka acuan dari WHO. DHA merupakan nutrisi yang dikenal bisa membantu perkembangan otak sehingga menstimulasi kecerdasan anak.
Sementara itu, penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) dari OECD tahun 2018 menyebutkan, kemampuan matematika dan science pelajar Indonesia berada di urutan ke-62 dunia.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menekankan pentingnya guru pendidikan anak usia dini (PAUD) memberikan pemahaman pemenuhan gizi, tidak hanya anak-anak saja.