Bagaimana Cara Mengontrol Emosi Saat Berhadapan dengan Anak?
Untuk mengurangi trauma anak saat anak berbuat salah, ada baiknya Anda coba mengontrol emosi saat berhadapan dengan anak berikut. |
Setiap orang tua pasti pernah merasakan kemarahan ketika sedang menghadapi tingkah laku anak. Terkadang kemarahan orang tua bisa sampai meledak dan menimbulkan ketakutan pada diri anak. Emosi yang dilampiaskan orang tua tentu saja akan berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak. Agar emosi bisa terkontrol, berikut cara mengontrol emosi saat berhadapan dengan anak yang bisa Anda coba.
Cara Menahan Emosi pada Anak
Kemarahan bisa terjadi pada siapapun, termasuk orang tua kepada anak. Tetapi jika kemarahan dilepaskan dengan cara meledak-ledak, tentunya akan menyakiti anak. Hal ini tentu saja sangat riskan karena akan menjadi trauma pada anak hingga dewasa kelak. Salah satu cara agar kemarahan tidak meledak adalah dengan mengendalikan emosi saat anak bertingkah tidak sesuai dengan harapan. Berikut langkah-langkah yang bisa dicoba untuk mengendalikan emosi pada anak.
1. Menenangkan Pikiran Saat Marah
Ketika ingin marah, terkadang ada perasaan meledak yang ingin segera diungkapkan. Agar perasaan meledak ini tidak sampai naik, ada baiknya Anda mencoba menenangkan diri. Cara termudah adalah dengan menarik nafas dalam-dalam dan kemudian hembuskan secara perlahan. Selain itu, bagi seorang muslim juga bisa mengucapkan istighfar secara berulang-ulang sambil mengelus dada.
2. Memberikan Waktu untuk Berdiam Diri
Agar Anda tidak kelepasan saat marah ke anak, Anda bisa memberikan waktu sebentar untuk berdiam diri agar emosi bisa sedikit lebih turun. Biarkan perasaan tenang terlebih dahulu sebelum Anda menemui anak dan berbicara kepadanya.
3. Mengontrol Ucapan ke Anak
Ketika marah, terkadang ucapan ke anak semakin tidak terkontrol. Nada yang tinggi disertai bentakan dari orang tua akan membuat anak ketakutan dan mungkin anak akan berpikir bahwa orang tuanya merupakan orang jahat. Cara mengontrol emosi saat berhadapan dengan anak ini menjadi satu hal yang penting karena ucapan yang menyakiti hati anak akan membekas hingga anak dewasa kelak.
4. Menjelaskan Perasaan ke Anak
Setelah pikiran Anda sudah tenang, ada baiknya Anda menjelaskan kepada anak perasaan mengapa tingkah laku anak tidak Anda sukai. Selain adanya ucapan klarifikasi dari orang tua, anak juga akan paham mengapa orang tuanya tidak menyukai tingkah laku yang diperbuat. Selain itu, dengan menjelaskan perasaan ke anak dengan kelembutan akan meminimalkan trauma psikologis karena kemarahan orang tua.
5. Menghindari untuk Tidak Melakukan Kekerasan Fisik
Menegur anak ketika berbuat kesalahan bukan berarti dengan melakukan kekerasan fisik. Ada baiknya Anda menghindari melakukan kekerasan fisik karena akan menimbulkan trauma bagi anak. Selain itu, kekerasan fisik yang anak terima sejak dini akan membekas dan anak akan melakukan hal serupa ketika anak menghadapi situasi yang sama ketika sudah berkeluarga.
6. Tidak Memberikan Ancaman Berlebih kepada Anak
Ketika anak melakukan kesalahan, ada kalanya orang tua memberikan kata-kata mengancam yang berlebihan untuk anak. Memberikan ancaman boleh saja dilakukan, asal sesuai dengan konsekuensi yang akan diterima jika anak tidak mematuhi nasehat orang tua.
7. Tegas Bukan Berarti Marah
Ada baiknya Anda membedakan antara tegas dan marah ketika anak melakukan kesalahan. Sikap tegas dari orang tua diperlukan untuk melatih kedisiplinan anak. Tegas kepada anak juga bukan berarti Anda bisa mengucapkan kata-kata bernada tinggi kepada anak. Salah satu caranya adalah dengan menjelaskan bagaimana tingkah laku anak yang sesuai dengan norma di keluarga tanpa adanya bentakan dan nada tinggi.
Lihat juga: 7 Ucapan Menenangkan Saat Emosi Anak Memuncak
Dengan adanya kontrol emosi yang tepat akan meminimalkan trauma pada anak hingga kelak anak tumbuh dewasa. Semoga tips di atas bermanfaat untuk anak. Semoga informasi mengenai cara mengontrol emosi saat berhadapan dengan anak di atas bermanfaat bagi Anda.