Anak Suka Menuntut? Jangan Kehabisan Akal, Gunakan 5 Cara Ini
Salah satu tanda anak mulai bersikap kritis ialah sudah mulai banyak menuntut. Ketika ini, Anda sudah harus melakukan antisipasi agar dapat tidak menuruti kemauan mereka. Hal ini dilakukan untuk membentuk sikap disiplin sejak dini yang nantinya akan menjadi karakternya hingga dewasa.
Jika selalu dituruti keinginannya, anak cenderung manja dan enggan berusaha. Maka, Anda harus mulai menimbang mana tuntutan yang perlu direalisasikan, mana yang perlu ditunda bahkan tidak perlu dikabulkan karena akan memberikan dampak negatif bagi anak.
Nah, untuk mengatasi anak yang terlalu sering menuntut, ikuti beberapa cara di bawah ini.
1. Dengarkan Keinginan Anak
Ketika anak mulai menuntut meminta sesuatu, jangan langsung memarahinya. Dengarkan dulu keinginannya dan berikan kesempatan anak untuk menyampaikan kemauannya. Setelah itu, katakan kepada anak dengan nada yang lembut dan penuh kasih sayang. Terangkan situasi Anda, kemudian ajak anak berusaha bersama untuk mendapatkannya. Contohnya, jika anak menginginkan mainan baru, ajak anak menabung sambil mendoakan kesuksesan usaha atau pekerjaan Anda.
Hal ini lebih baik daripada langsung menolak mentah-mentah, memarahinya, ataupun langsung membelikannya. Cara ini dapat melatih anak menyampaikan keinginannya dengan jelas, belajar bersabar, dan menghargai proses. Selanjutnya, anak akan terbiasa berdiskusi dengan Anda ketika menginginkan sesuatu.
2. Bersikap Lebih Tegas
Saat anak enggan mendengarkan penjelasan Anda dan terus menuntut untuk memperoleh sesuatu, bersikaplah lebih tegas. Tegas bukan berarti menggunakan kekerasan karena kekerasan justru membuat anak semakin melawan.
Jelaskan mengapa Anda menolak keinginan mereka. Bila perlu, buat perjanjian yang disepakati Anda dan anak agar terasa adil baginya. Misalnya, Anda menuruti tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi, sehingga anak tidak mendapatkannya begitu saja.
3. Jangan Selalu Tidak Tega
Sikap anak yang merengek, menangis, bahkan berteriak-teriak, kadang membuat orang tua tidak tega. Anak-anak memang biasa menggunakan cara yang sama untuk meminta sesuatu, tetapi Anda tak selalu harus menurutinya. Orang tua harus tegas dan tidak plin-plan dalam mendidik anak, karena anak dapat memanfaatkan cara Anda dengan cerdas. Misalnya, suatu Anda memberikan apa saja yang anak inginkan, tetapi lain hari Anda lebih pelit. Hal ini membuat anak menuntut sambil bertanya kenapa kemarin diperbolehkan sedangkan sekarang tidak.
Sesekali Anda harus tega membiarkannya menangis sampai ia berhenti sendiri dan memikirkan apa yang salah dari permintaannya. Namun, untuk hal ini memang Anda harus belajar menahan diri dan kuat pada pendirian.
4. Buat Kesepakatan dengan Anak
Buat kesepakatan mengenai hal-hal yang menjadi tuntutan anak. Contohnya uang jajan. Buat persetujuan dengan anak berapa uang jajan yang diperbolehkan dan digunakan untuk membeli apa saja. Ajak anak menghitung keperluan di sekolah, jika ada yang menurut Anda tidak perlu, usahakan agar anak mau menghapusnya.
Lakukan hingga terjadi kesepakatan dengan anak. Jika anak tetap menuntut uang jajan lebih banyak, sediakan celengan dan dorong mereka untuk menabung. Cara ini juga berlaku untuk keinginan anak yang lain seperti liburan, baju baru, ataupun mainan baru.
5. Memberi Contoh Kepada Anak
Kebaikan apapun yang ingin Anda tanamkan kepada anak, biasanya hanya akan berhasil jika Anda pun menerapkan kepada diri sendiri. Berikan teladan untuk anak-anak, termasuk dalam hal membeli barang yang Anda inginkan. Ketika Anda membatasi keinginan mereka, Anda pun jangan mudah membeli barang yang sifatnya tidak begitu penting. Sebaliknya, jika Anda membatasi anak-anak tetapi di saat yang sama justru boros untuk kepentingan sendiri, mereka mungkin akan menggunakannya untuk menuntut.
Dengan kelima cara di atas, sedikit demi sedikit Anda akan dapat mengatasi anak yang mulai suka menuntut. Tentunya semua melalui proses, apalagi untuk anak yang biasa dipenuhi permintaannya.