Peran Guru dalam Menerapkan Pendidikan Karakter untuk Siswa
Pendidikan karakter untuk siswa merupakan salah satu program penting yang dicanangkan oleh pemerintah. Siswa yang memiliki bekal pendidikan karakter sejak dini akan terbentuk menjadi generasi yang memiliki watak yang bermartabat dengan pengetahuan yang memadai, juga memiliki nasionalisme yang tinggi.
Untuk mewujudkan hal ini, peran guru amat penting. Tidak hanya sebagai pengajar dan pendidik saja, guru juga berperan dalam membantu memupuk karakter yang kuat pada anak didik.
Beberapa nilai karakter yang dipupuk pada diri siswa antara lain nilai gotong royong, nasionalisme, religi, kemandirian, dan integritas. Hal ini sesuai dengan yang tertuang pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peran Guru pada Pendidikan Karakter Siswa
Peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter untuk siswa amat penting, terutama pada hal-hal yang sangat mendasar sebagai bekal fondasi yang kuat. Berikut ini peran guru dalam pendidikan karakter siswa.
1. Berperan sebagai Teladan
Sebagai pembentuk karakter siswa yang bermartabat dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi pada negara Indonesia, maka guru sendiri harus memiliki sikap-sikap tersebut.
Hal ini agar siswa dapat meneladani sikap, perilaku, dan etika guru saat mengamatinya setiap hari. Jika sikap ini selalu terlihat dalam keseharian, mereka akan terbiasa dan pada akhirnya dapat membentuk karakter pada diri siswa.
Nilai-nilai positif dari guru pada dasarnya tidak dapat digantikan oleh media apa pun. Untuk itu, sebisa mungkin dalam pengajaran setiap hari, guru selalu menyertakan nilai-nilai yang dapat membentuk karakter siswa.
Cara ini akan membuat siswa terbiasa dengan hal-hal positif dan pada akhirnya hal itu akan membentuk karakter mereka secara alami tanpa harus dipaksa. Dengan begitu, sikap ini akan tertanam dengan kuat dalam diri siswa.
2. Menanamkan Kebiasaan Baik
Salah satu hal yang terlihat jelas dari seorang siswa yang telah mendapatkan pendidikan karakter adalah selalu melakukan hal-hal yang baik. Sayangnya, kebiasaan seperti ini tidak dapat terbentuk dalam satu malam saja, akan tetapi perlu pembiasaan yang cukup lama dan diulang setiap hari.
Dalam hal ini, peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter untuk siswa adalah dengan menanamkan kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan yang baik ini akan memberikan pemahaman kepada siswa tentang mana hal yang baik dan buruk sehingga mereka tidak salah langkah.
Selain itu, siswa juga mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berkat pembiasaan-pembiasaan yang dibantu oleh guru inilah, akhirnya akan terbentuk karakter yang baik di diri siswa.
3. Mitra Pengembangan Diri Siswa
Sebagai seorang pendidik, tugas guru salah satunya adalah dapat mengenali kepribadian siswa satu per satu secara personal. Tujuannya adalah untuk mengetahui latar belakang dan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa.
Selain itu, dengan mengetahui secara pribadi seperti ini, guru juga akan mampu menyelami sifat asli dan kemauan siswanya dalam belajar. Berbekal pengetahuan tersebut, guru dapat menjadi mitra pengembangan diri siswa dalam membangun karakternya.
Sebagai mitra, peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter untuk siswa bukan hanya menuntut anak didik, tetapi mendampingi mereka dalam setiap masalah yang dihadapi. Selain itu, guru juga diharapkan bisa mendampingi siswa dalam setiap tingkat kemampuannya sehingga mampu mengarahkannya dengan tepat.
4. Menginternalisasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran
Cara termudah untuk menanamkan pendidikan karakter pada diri siswa adalah dengan menginternalisasikannya pada mata pelajaran. Untuk itu, guru dituntut lebih kreatif dan inovatif sehingga mampu membuat materi pembelajaran yang di dalamnya mengandung pendidikan karakter.
Lihat juga : Guru Penentu Utama, Karena Tidak Ada Guru Berarti Tidak Ada Pendidikan
Hal ini secara tidak langsung akan mampu memupuk karakter yang bermartabat pada diri siswa. Misalnya dengan selalu melibatkan siswa untuk mengambil keputusan bersama atau membuat kelompok belajar yang mampu membuat mereka dapat bekerja dalam tim.
Selain itu, cara ini juga dapat menanamkan empati. Ketika melihat temannya tidak mampu menguasai suatu mata pelajaran, mereka secara sukarela mau membagi ilmunya. Cara ini akan membuat mereka terbiasa memiliki jiwa sosial yang tinggi di masyarakat nantinya.