Rasa Ingin Berhenti Jadi Guru Honorer dan Berganti Profesi Lain, Apa Alasannya?
Menjadi guru honorer biasanya adalah langkah pertama yang dilakukan oleh seseorang saat menjadi guru. Tapi sayangnya, banyak orang yang tidak tahan saat menjadi guru honorer karena banyak hal. Rasa ingin berhenti jadi guru honorer pun mungkin muncul, dan mulai berpikir untuk berganti ke profesi lain. Sebenarnya apa saja sih alasan dari munculnya rasa tersebut? Berikut penjelasannya.
1. Gaji kecil
Gaji yang kecil menjadi sesuatu yang menyedihkan bagi guru honorer. Bayangkan saja, ada guru honorer yang hanya di gaji Rp500.000 per bulan. Angka tersebut sangat jauh dari standar upah minimun di daerah manapun di Indonesia.
Dengan gaji yang kecil, guru honorer harus mencari uang tambahan lain. Apalagi jika ia menjadi tulang punggung yang menanggung hidup beberapa orang. Jika begini, maka rasa ingin berhenti jadi guru honorer pun dinilai lumrah, dan lebih baik mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan.
2. Sering diremehkan
Tekanan batin karena diremehkan bisa menjadi masalah bagi beberapa orang. Di dunia pendidikan, khususnya para guru, adanya hierarki status bukan hal yang tidak mungkin. Guru yang sudah berstatus sebagai PNS mungkin merasa bahwa dirinya lebih baik daripada yang masih honorer. Karena itulah, terjadinya penghinaan secara verbal bisa sering terjadi.
Selain dari guru lain, lingkungan sekitar dan juga para murid bisa juga melakukannya. Jika tidak punya mental yang kuat, maka rasa ingin berhenti pun bisa sering terlintas di pikiran.
3. Sulit menjadi PNS
Semakin tingginya tingkat persaingan kerja juga berpengaruh pada lingkungan kerja instansi pemerintah, termasuk PNS. Menjadi PNS itu sulit sekali, apalagi jika Anda adalah seorang guru. Karena, banyaknya pesaing dan juga proses tes yang sulit mungkin menjadi hambatan.
Bahkan, saya tahu beberapa orang yang telah lama menjadi guru tapi belum juga diangkat menjadi PNS. Sulitnya menjadi PNS bisa membuat banyak guru honorer menyerah dan berganti ke profesi lain.
4. Terlalu banyak beban
Guru honorer yang sudah berkeluarga sampai memiliki anak pasti memiliki beban yang sangat berat. Salah satu alasannya karena penghasilan yang tidak seberapa. Karena itulah, hal tersebut bisa membuat ia ingin berhenti.
Beban lainnya mungkin karena tekanan dari sekitar dan perasaan iri saat melihat teman yang sudah menjadi PNS, takut dan lelah saat dalam proses perjuangan untuk menjadi PNS, dan yang terakhir mungkin sedih saat ditolak menjadi PNS.
5. Sulit berkembang
Keterbatasan uang yang dimiliki bisa membuat guru honorer sulit untuk berkembang. Karena seperti yang kita tahu, saat ini mengembangkan skill harus dengan biaya. Meskipun ada yang gratis, tapi harus tetap mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet.
Gaji yang kecil ditambah dengan jam kerja yang padat bisa membuat guru honorer tidak punya banyak waktu untuk menambah skill agar bisa mendapatkan penghasilan lain. Selain itu, faktor lingkungan yang mungkin saja toxic bisa membuatnya lebih sulit lagi. Karena itulah, mungkin rasa ingin berhenti jadi guru honorer bisa muncul, dan berpikir untuk memiliki profesi yang lebih menjanjikan.
Lihat juga : Kesedihan Guru Honorer: Antara Gaji Rendah, Pengabdian Tanpa Kepastian dan Mencintai Pekerjaan
Nah itulah 5 alasan adanya rasa ingin berganti jadi guru honorer dan berganti ke profesi lain. Niat menjadi seorang guru harus dari hati. Hal tersebut bisa menguatkan seseorang saat menghadapi halangan dan rintangan saat menjadi guru honorer, dan agar terus berjuang sampai menjadi seorang PNS.