Tipe Pola Asuh Ideal untuk Anak Usia Sekolah Dasar 7-12 Tahun
Untuk membentuk karakter dapat dilakukan dengan pola asuh yang tepat. Pola asuh yang diterapkan berpengaruh penting dalam kemampuan anak dalam menyelesaikan atau menyikapi beragam hal. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya, namun tidak jarang pola asuh yang berlebihan atau hyper parenting justru mempunyai efek yang kurang baik pada anak terutama bagi mentalnya.
Mengenal 4 Tipe Pola Asuh Anak
1. Pola Asuh Otoriter
Tipe pola asuh anak ini orang tua menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dan mendominasi dalam mengasuh anak. Karakteristiknya yaitu kaku, tegas, menerapkan hukuman bila tidak sesuai aturan orang tua. Aturan yang kaku dan harus diikuti anak tanpa syarat. Gaya pengasuhan seperti ini akan membentuk anak dengan karakter disiplin dan patuh.
2. Pola Asuh Otoritatif
Gaya pengasuhan anak ini juga dikenal dengan pola asuh demokratis. Orang tua dan anak selalu bicara bersama untuk mencari sebuah solusi untuk kedua pihak. Anak diberikan kesempatan untuk berpendapat dan orang tua terbuka mendengarkan pendapat anak. Orang tua tetap menempatkan batas-batas dan kendali atas tindakan anak.
3. Pola asuh abai
Tipe pola asuh ini orang tua cenderung tidak pernah berperan dalam kehidupan buah hatinya. Anak diberikan kebebasan melakukan apapun tanpa pengawasan orang tua. Tidak ada teguran atau peringatan, dan sedikit bimbingan, sehingga pengasuhan ini disukai oleh anak. Orang tua berharap anak dapat membesarkan diri mereka sendiri.
4. Pola asuh permisif
Pola asuh ini sering juga disebut pola asuh yang toleran atau penuh kesabaran. Ciri gaya pengasuhan ini yaitu mempunyai beberapa aturan atau standar perilaku. Tetapi aturan bisa tidak konsisten. Anak menjadi kurang disiplin dan mempunyai keterampilan sosial yang buruk. Pola asuh ini kebalikan dari helicopter parenting atau over parenting.
Pola Asuh Ideal untuk Anak Usia 7-12 Tahun
Setiap tipe pola asuh pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti misalnya gaya pengasuhan otoriter yang dapat menciptakan kedisiplinan namun dapat mengganggu kesehatan mental anak. Menjadi kurang percaya diri, kurang bahagia, cenderung depresi, ataupun bisa menimbulkan masalah perilaku biasa dialami anak dengan gaya asuh otoriter. Apalagi jika disertai dengan kekerasan sebagai hukuman.
Gaya pengasuhan lain seperti pola asuh permisif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tipe pola asuh ini orang tua dapat berperan seolah menjadi teman bagi anak. Namun anak cenderung kurang disiplin dan sulit menaati peraturan. Selain itu anak menjadi mementingkan diri sendiri dan sering merasa insecure karena kurang bimbingan selama masa pertumbuhannnya. Akibat tidak belajar mengenai aturan, anak juga tidak terbiasa memiliki tanggung jawab.
Jadi salah satu tipe pola asuh ideal yang bisa diterapkan pada usia 7-12 tahun atau usia sekolah dasar adalah pola asuh otoritatif. Pola asuh ini dapat lebih fleksibel namun tetap mendidik disiplin tetapi juga tetap demokratis untuk mencari jalan tengah. Gaya pengasuhan ini tetap memberikan pendidikan anak untuk bisa mandiri menyelesaikan masalah. Orang tua juga tetap mengarahkan untuk tindakan yang perlu dilakukan anak untuk mengatasi permasalahan.
Banyak penelitian yang menyebutkan, bahwa tipe pola asuh otoritatif adalah yang paling baik untuk diterapkan pada anak usia sekolah dasar. Gaya pengasuhan ini membuat hubungan orang tua dan anak bersifat hangat. Komunikasi keduanya juga bersifat mengasuh dan mendukung. Anak yang diasuh dengan pola ini cenderung terlihat lebih dewasa, ceria, dapat mengendalikan diri, beriorientasi pada prestasi, dan mampu mengatasi stresnya dengan baik.