3 Model Pembelajaran Terpadu yang Cocok Digunakan di Sekolah Dasar
Model pembelajaran merupakan seluruh susunan dalam pemberian materi, mencakup aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik. Termasuk semua fasilitas yang dipakai dalam proses pembelajaran, entah itu secara langsung maupun tidak langsung. Model pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) terdapat 10 model.
Model menurut Fogarty antara lain fragmented, connected, nested, sequenced, integrated, immersed, shared, webbed, threaded, dan networked. Namun, model pembelajaran yang cocok digunakan di Sekolah Dasar ada 3 model . Apa saja itu? Untuk menemukan jawabannya, simak ulasan ini hingga selesai.
Model Pembelajaran Terpadu yang Digunakan di SD
Model pembelajaran lebih mengacu pada pendekatan yang digunakan. Sebut saja tujuan, lingkungan, tahap-tahap dalam aktivitas pembelajaran, hingga pengelolaan kelas.
Terdapat 3 model pembelajaran terpadu yang cocok diterapkan di sekolah dasar, antara lain model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated).
1. Model Keterhubungan (Connected)
Model pembelajaran tipe keterhubungan dilaksanakan dengan menghubungkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan selanjutnya. Kemudian mengaitkan satu konsep dengan konsep lain dan menghubungan pekerjaan hari ini dengan hari berikutnya.
Adapun keunggulan dari model connected adalah siswa dapat mengembangkan konsep kunci secara berkala, sehingga terjadi proses internalisasi. Kemudian siswa dapat mengintegrasikan ide interbidang studi, sehingga memiliki gambaran luas yang terfokus pada aspek tertentu. Jika memadukan ide dalam interbidang studi, maka peserta didik dapat mengkonseptualisasikan, membenahi, dan mengadopsi ide dalam memecahkan problem.
Selain keunggulan, model pembelajaran terpadu connected ini juga memiliki kelemahan. Misalnya saja interbidang studi terlihat terpisah dan usaha mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terbatas. Selain itu, model connected tidak mendorong tenaga pendidik untuk bekerja secara tim, sehingga isi materi tetap fokus tanpa mengembangkan konsep dan ide interbidang pelajaran.
2. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
Model pembelajaran terpadu webbed ini menggunakan pendekatan tematik. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tema, lalu mengembangkannya menjadi subtema. Namun, tetap mempertimbangkan keterhubungan antara tema dengan mata pelajaran terkait.
Model jaring laba-laba lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan begitu, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung, sehingga mudah memahami konsep yang hendak dipelajari.
Namun dalam pelaksanaannya, model ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya adalah relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman dan terdapat faktor motivasional yang diperoleh dari seleksi tim yang diminati. Kemudian, planning kerja tim akan semakin mudah untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang pelajaran.
Di samping itu, kekurangannya adalah guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep. Selain itu, sulit dalam menyeleksi tema dan ada kecenderungan merumuskan tema yang dangkal.
3. Model Keterpaduan (Integrated)
Model pembelajaran terpadu yang satu ini merupakan kombinasi sejumlah pokok bahasan dari bidang studi yang berbeda-beda, namun esensinya tetap sama dalam sebuah topik tertentu. Kemudian mengusahakan cara menyatukan bidang studi. Misalnya dengan cara menetapkan kurikulum pokok, menemukan skill, konsep, serta sikap tumpang tindih dalam beberapa bidang pelajaran.
Kelebihan model integrated adalah dapat memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan perhatian pada berbagai bidang. Selain itu, terdapat kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena lebih fokus pada isi pelajaran, keterampilan sosial, dan ide penemuan lain, sehingga dalam suatu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi. Dengan demikian, siswa akan semakin berkembang.
Lihat juga : Lakukan Ini Agar Proses Belajar Lancar dan Menyenangkan
Namun kelemahannya, model ini sulit diterapkan secara penuh, guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diprioritaskan. Model ini juga memerlukan tim antar bidang studi dan tuntutan adanya sumber pembelajaran yang beraneka ragam pada masing-masing bidang studi.
Contoh penerapan model integrated adalah guru mengajarkan topik tumpang tindih dalam Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dan SBK. Di lingkungan pendidikan formal (pendidikan dasar) sangat penting untuk menerapkan 3 model pembelajaran terpadu di atas. Sehingga dapat menumbuhkan sikap positif, keterampilan sosial, serta meningkatkan gairah belajar dan memahami konsep yang dipelajari.