Kurikulum Merdeka Bisa Tekan Learning Loss Hingga 50 Persen
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyebut, Kurikulum Merdeka dapat menekan learning loss (kehilangan pembelajaran) hingga 50 persen. Kesimpulan itu berdasarkan pengalaman Sekolah Penggerak yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Sekolah-sekolah yang pindah ke Kurikulum Darurat, kemudian Sekolah Penggerak yang kini menerapkan Kurikulum Merdeka, learning loss-nya ada yang berkurang hingga 50 persen,” kata Nadiem yang SekolahDasar.Net kutip dari Republika (26/03/22).
Dia juga menambahkan jika Kurikulum Merdeka lebih fleksibel. Ada kearifan lokalnya, bisa berkolaborasi dengan vokasi dan konservasi. Bahkan kelebihan dari sumber daya alam yang ada di daerah juga bisa dijadikan topik yang menarik dalam menerapkan kurikulum di sekolah.
Pada kunjungan kerjanya di Kota Tarakan, Kalimantan Utara tersebut, Nadiem juga menyampaikan beberapa kebijakan terkait penghapusan Ujian Nasional yang diganti dengan Asesmen Nasional, pengangkatan guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Program Guru Penggerak, dan Program Sekolah Penggerak.
Pengangkatan guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) PPPK merupakan upaya pemerintah dalam menyejahterakan guru-guru honorer dalam skala besar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, program ASN PPPK merupakan salah satu program terpenting pemerintah untuk menyejahterakan para guru honorer.