Tak Mudah, Guru SD Harus Menguasai Semua Mata Pelajaran dan Berakhlak
Menjadi seorang guru adalah profesi yang sangat mulia. Bagaimana tidak, seorang guru SD merupakan orang tua kedua untuk anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak adalah calon generasi penerus bangsa, sudah selayaknya memperoleh pendidikan yang baik di rumah maupun di sekolah.
Biasanya seorang dosen atau guru mata pelajaran hanya berfokus pada satu bidang pelajaran atau ilmu pengetahuan. Sedangkan seorang guru sekolah dasar dituntut untuk menguasai semua bidang mata pelajaran. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri untuk para guru sekolah dasar.
Kompetensi Pendidik Untuk Calon Guru SD
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan dalam pasal 10 kompetensi tenaga pendidik. Kompetensi tersebut mencakup empat aspek yaitu antara lain:
1. Pedagogik, yakni kemampuan dalam mengelola pembelajaran siswa.
2. Kepribadian, adalah kemampuan pribadi yang mantap, arif, berwibawa, berakhlak mulia serta menjadi teladan.
3. Profesional, merupakan kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas serta mendalam.
4. Sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien kepada peserta didik, rekan sesama guru, orang tua atau wali murid serta masyarakat.
Keempat aspek kompetensi tersebut akan diperoleh calon guru melalui pendidikan profesi guru. Selain itu juga diperlukan pengalaman dan jam terbang karena aspek kepribadian dan aspek sosial memiliki tingkat urgensitas yang tinggi.
Menjadi Seorang Guru yang Profesional
Meskipun dituntut untuk bisa menguasai semua mata pelajaran, namun peran seorang guru SD lebih daripada itu. Guru sekolah dasar tidak hanya memberikan materi pelajaran lalu mengevaluasi hasil belajar siswa, namun ia juga berperan dalam pembentukan karakter siswa.
Tidak heran apabila standar yang ditetapkan untuk guru sekolah dasar sangat tinggi. Lalu bagaimanakah ciri-ciri seorang guru yang profesional?
Lihat juga : Menjadi Guru Tidak Menjamin Menguasai Segala Hal, Ia Adalah Pembelajar Sepanjang Masa
Menurut Fathurrohman dan Suryana: 2012, seorang guru bisa dikatakan profesional apabila memiliki penguasaan materi pelajaran, kemampuan menyajikan bahan ajar, hubungan guru dengan siswa serta hubungan guru dengan orang dewasa. Dalam hal ini dengan sesama guru, orang tua/wali murid maupun masyarakat.
Tingginya tuntutan dalam profesi seorang guru sekolah dasar tentu saja berbanding lurus dengan output yang diharapkan. Siswa atau peserta didik yang dalam hal ini berusia sekolah dasar (7 - 12 tahun) merupakan anak-anak dalam periode emas.
Dalam periode ini, mulai terbentuklah pondasi akhlak maupun kepribadian yang menjadi penentu karakternya hingga dewasa. Bayangkan apabila seorang anak dalam usia periode emas tidak diberikan input yang positif, maka kemungkinan besar ia akan mengalami kesulitan di masa depan.
Menjadi Guru, Menjadi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Meskipun tidak mudah, menjadi seorang guru SD memberikan sebuah pengalaman berharga yang tidak ternilai dengan materi. Guru sekolah dasar biasanya menjadi favorit dan kesayangan muridnya.
Bagaimana tidak, siswa bertemu dan berinteraksi dengan gurunya hampir setiap hari selama bertahun-tahun. Tak jarang guru sekolah dasar masih selalu dikenang oleh muridnya hingga dewasa, karena guru sekolah dasar turut menyumbang memori masa kecil yang terus terekam hingga dewasa.
Jika Anda berprofesi sebagai seorang guru SD, bayangkan bagaimana Anda ingin diingat oleh anak murid Anda? Apakah Anda ingin dikenang sebagai seorang guru yang menyenangkan, bijaksana dan berwibawa atau Anda ingin diberikan label sebagai guru killer yang menakutkan?
Perlu diingat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bukan semata-mata tugas guru SD saja. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai stakeholder dan terutama dari orang tua atau wali murid. Karena pendidikan yang baik di sekolah jika tidak diimbangi dengan pendidikan dari rumah tentu akan menimbulkan ketimpangan.