4 Keunggulan Kurikulum Merdeka Dibanding Kurikulum Sebelumnya
Kurikulum Merdeka telah menjadi bagian penting yang diupayakan Pemerintah dalam proses rehabilitasi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Rangkaian dari kebijakan Merdeka Belajar Episode 15 ini telah resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Jumat, 11 Februari 2022 lalu. Lantas apa saja keunggulan kurikulum Merdeka ketimbang kurikulum 2013?
Kurikulum ini hadir sebagai pengganti kurikulum terdahulunya, yakni Kurikulum 2013. Seperti yang Anda ketahui bahwa kurikulum 2013 merupakan pemberlakuan kurikulum pendidikan berdasarkan Sistem Pendidikan Indonesia yang diterapkan Pemerintah Indonesia selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 ditetapkan untuk mengganti kurikulum 2006.
Lihat juga : Guru Harus Pahami Keunikan Siswa Untuk Memaksimalkan Kurikulum Merdeka
Kembali ke topik awal, kurikulum yang diresmikan Februari 2022 ini telah diterapkan terlebih dahulu di sekolah-sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP). Setidaknya hampir 2500 sekolah mempunyai andil sebagai bagian pembelajaran dengan paradigma baru tersebut.
4 Hal Pembeda dan Keunggulan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013
Sejak lama, kesenjangan pendidikan yang muncul di tengah-tengah masyarakat hampir di semua wilayah di Indonesia merupakan faktor pemicu timbulnya krisis pembelajaran. Terlebih saat ini, lamanya pandemi Covid-19 semakin memperparah kondisi pembelajaran di Tanah Air.
Oleh karena itu, diperlukan suatu perubahan sistematik sebagai cara mengatasi hal tersebut, yakni melalui penerapan Kurikulum Merdeka. Struktur kurikulum baru ini dinilai lebih fleksibel. Lantas apa yang menjadi perbedaan sekaligus keunggulan dari kurikulum tersebut dibanding kurikulum 2013? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Konsepnya Lebih Sederhana dan Mendalam
Sistem perencanaan pembelajaran yang menjadi keunggulan Kurikulum Merdeka yakni lebih fokus pada materi yang esensial. Selebihnya, terdapat upaya pengembangan kompetensi bagi peserta didik sesuai dengan fasenya. Jadi, proses pembelajaran tidak terburu-buru.
Ini menjadikan proses belajar lebih mendalam, bermakna, dan terasa menyenangkan sehingga peserta didik jauh dari rasa bosan dan jenuh.
2. Lebih Merdeka
Pembelajaran yang diterapkan memang diarahkan untuk mengembangkan karakter siswa, seperti gotong royong, kemandirian, penalaran kritis, serta kreativitas.
Jika peserta didik tidak memiliki program peminatan di SMA, maka mereka dibebaskan memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Dalam hal ini, guru wajib mengajar sesuai tahap pencapaian dan perkembangan siswa.
Mulai tahun 2022/2023, satuan pendidikan bisa memilih untuk menerapkan Kurikulum Merdeka berdasarkan kesiapan masing-masing lembaga pendidikan. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum.
Selain itu, sekolah juga berhak menentukan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan para peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Proses pembelajaran lebih difokuskan dalam kegiatan proyek, yakni memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk berpartisipasi mengeksplorasi berbagai masalah terkini. Ini bertujuan untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Berbeda halnya dengan Kurikulum 2013, yang menggunakan pendekatan tematik, keunggulan Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan Project Based Learning (PBL). Pendekatan ini diintegrasikan dengan mata pelajaran serta Profil Pelajar Pancasila.
Adapun yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah profil ideal pelajar Indonesia yang mencerminkan karakter dan kompetensi, serta diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam diri siswa tersebut.
Arah kegiatan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah pada penguatan Profil Pelajar Pancasila, dimana pendekatannya berbentuk proyek dengan sasaran utamanya mengarah pada pencapaian dimensi Profil Pelajar Pancasila.
4. Durasi Penghitungan Jam Pelajaran
Pada pembelajaran Kurikulum 2013 jam pelajaran dihitung per minggu dan tujuan pembelajaran ditentukan per tahun. Sedangkan dalam Kurikulum Merdeka, jam pembelajaran dihitung pertahun dan tujuan pembelajaran ditentukan per fase, yakni antara 2-3 tahun.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa keunggulan Kurikulum Merdeka yaitu memberikan otonomi baik bagi siswa, guru, maupun pihak sekolah. Ini dimaksudkan agar para peserta didik bisa lebih mengoptimalkan minat serta bakatnya sehingga mampu memberikan sumbangan terbaik dalam berkarya bagi nusa dan bangsa.