Strategi Penerapan 6 Literasi Dasar di Sekolah
Para pelajar dan juga mahasiswa penting untuk membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan terutama literasi dasar. Sebagaimana yang diinformasikan oleh Ditjen Dikti atau Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, literasi dasar ini terdapat enam macam. Lantas, seperti apakah strategi sebagai upaya penerapan 6 literasi dasar tersebut di sekolah?
Pelajar harus mempunyai literasi tersebut dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara individu, baik di dalam akademis maupun non akademis. Literasi ini bukan hanya sebatas pada literasi menulis saja, akan tetapi juga termasuk literasi finansial sampai budaya.
Berikut Adalah Strategi Penerapan 6 Literasi Dasar di Lingkup Sekolah
Pemerintah sendiri senantiasa mendorong masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi melalui GLN alias Gerakan Literasi Nasional. Dengan adanya Gerakan Literasi Nasional tersebut, harapannya minat baca dan juga belajar masyarakat bakal meningkat (bertambah). Merangkum dari Instagram Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, berikut enam literasi dasar yang penting untuk dimiliki oleh seorang pelajar.
1. Literasi baca tulis
Merupakan kecakapan untuk menelaah isi teks tertulis, baik yang tersurat maupun tersirat guna menumbuhkembangkan potensi diri dan pengetahuan.
2. Literasi Numerasi
Merupakan kecakapan di dalam menggunakan dan mengimplementasikan berbagai macam angka serta simbol yang masih memiliki keterkaitan dengan matematika dasar dalam rangka menyelesaikan masalah praktis pada berbagai konteks kehidupan keseharian.
3. Literasi Sains
Adalah kecakapan di dalam memahami fenomena alam serta sosial di sekeliling kita dan mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah.
4. Literasi digital
Merupakan kecakapan memakai media digital dengan beretika serta bertanggung jawab dalam rangka mendapatkan informasi dan berkomunikasi.
5. Literasi finansial
Merupakan kecakapan di dalam mengimplementasikan pemahaman mengenai konsep, risiko, keterampilan, serta motivasi pada konteks finansial.
6. Literasi budaya dan kewarganegaraan
Adalah kecakapan untuk memahami serta bersikap terhadap kebudayaan tanah air sebagai identitas bangsa dan memahami hak & kewajiban sebagai seorang warga negara.
Kemampuan literasi tersebut juga harus berimbang dengan tumbuh kembang kompetensi yang mencakup kemampuan berpikir secara kritis atau memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi, serta kolaborasi. Sebagai bentuk strategi penerapan 6 literasi dasar, Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) melaksanakan berbagai kegiatan literasi dalam rangka meningkatkan indeks literasi nasional lewat GLN sejak tahun 2017 silam.
Gerakan Literasi Sekolah
GLS (Gerakan Literasi Sekolah) adalah gerakan literasi yang pelaksanaan kegiatannya banyak di lingkungan sekolah dengan melibatkan murid, pendidikan, dan juga tenaga pengajar, serta orang tua. Penerapan GLS dengan cara menampilkan praktik, baik terkait literasi lantas menjadikannya sebagai tabiat dan budaya di lingkungan sekolah. Literasi ini juga bisa diintegrasikan di dalam proses pembelajaran saat di sekolah.
Agar lebih masih, strategi penerapan 6 literasi dasar lewat program GLS melibatkan partisipasi publik, seperti orang tua, pegiat literasi, tokoh masyarakat, dan profesional. Keberhasilan dalam berliterasi di sekolah harus kita upayakan lewat kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan budaya literasi. Kegiatan-kegiatan itu mengacu pada 5 aspek strategi penerapan enam literasi dasar.
Penguatan Kapasitas Fasilitator
- Pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan di dalam mengimplementasikan literasi pada pembelajaran.
- Training guru serta tenaga kependidikan untuk membuat mainan edukatif yang berbasis literasi.
- Ruang diskusi untuk warga sekolah guna memajukan kegiatan literasi serta meningkatkan kemampuan di dalam berliterasi.
- Peningkatan Jumlah & varian Sumber Bacaan yang tinggi kualitas.
- Penyediaan berbagai bahan bacaan non-pelajaran.
- Menyediakan alat peraga serta mainan edukatif guna mendukung penerapan 6 literasi dasar.
- Penyediaan bahan belajar literasi di dalam bentuk digital.
- Program menulis buku untuk siswa, guru, serta bagi tenaga kependidikan.
Perluasan Akses Sumber Belajar serta Cakupan Peserta Belajar
- Memajukan sarana penunjang yang melahirkan ekosistem kaya akan literasi.
- Menyediakan laboratorium terkait literasi, seperti laboratorium sains, bahasa inggris, digital, serta finansial.
- Penyediaan pojok baca, baik di masing-masing kelas atau di tempat-tempat strategis sekolah.
- Mengoptimalkan perpustakaan sekolah.
- Melaksanakan open house oleh sekolah yang telah mengembangkan literasi.
- Program pengimbasan sekolah.
- Penyelenggaraan Kampanye Literasi.
Peningkatan Pelibatan Publik
- Penyelenggaraan sesi diskusi dengan pegiat atau tokoh berbagai bidang literasi tentang pengalaman serta pengetahuan mereka sehubungan dengan bidang yang mereka kuasai.
- Pelaksanaan festival atau bulan literasi yang mengikutsertakan pakar, masyarakat umum, dan pegiat literasi.
- Mengikutsertakan BUMN dan DUDI di dalam pelaksanaan bahan bacaan serta kegiatan literasi di sekolah.
Di samping kemampuan dasar literasi yakni membaca dan menulis sebagai inti program, di dalam silabus pendampingan secara nasional juga menyematkan kecakapan literasi yang lain. Pendamping literasi memiliki tugas dalam rangka mendukung para guru pegiat untuk mengimplementasikan inisiatif serta penerapan 6 literasi dasar sepenuhnya.