Implementasi Kurikulum Merdeka Dinilai Positif
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai mengimplementasiakn Kurikulum Merdeka. Guru diajak kembali mengenali murid lebih dalam untuk menciptakan pembelajaran yang relevan. Salah satunya melalui tahapan paling penting dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Asesmen Awal Pembelajaran serta Pembelajaran Terdiferensiasi.
Hal tersebut dikatakan dalam diskusi Sapa GTK dengan tema “Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas Melalui Asesmen Awal dan Pembelajaran Terdiferensiasi”. Indriyati Herutami, guru dari Sekolah Bina Cita Utama Palangkaraya, mengatakan dengan tahapan Asesmen Awal Pembelajaran dan Pembelajaran Terdiferensiasi ini menyempurnakan Kurikulum Merdeka.
“Saat kita mengajarkan sesuatu kita perlu tahu murid kita sudah ditahap mana, asesmen awal pembelajaran ini berguna untuk mengetahui proses belajar dari murid maupun tenaga didik,” kata Indriyati yang SekolahDasar.Net kutip dari Jawa Pos (03/07/22).
Tahapan Asesmen Awal Pembelajaran mempermudah guru untuk mengetahui metode yang tepat serta efektif untuk kegiatan pembelajaran. Akhirnya, ini akan berdampak pada kemajuan pembelajaran murid. Guru juga hendaknya memodifikasi pembelajaran murid mengikutinya dengan antusias. Dengan begitu, murid juga akan lebih semangat dan inisiatif dalam belajar.
Lihat juga : Membangkitkan Motivasi Siswa Melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila
“Supaya mereka mencapai tujuan pembelajaran kita berikan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan para murid,” kata Indriyati.
Apresiasi Kurikulum Merdeka juga disampaikan Oscarina Dewi Kusuma, Kepala Sekolah Global Jaya School Jakarta. Menurutnya, dengan berfokus pada Pembelajaran Terdiferensi telah mengubah sudut pandang guru yang sebelumnya berfokus pada hasil, sekarang berfokus pada murid. Hal tersebut menurutnya sejalan dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
“Murid - murid itu unik, masing-masing dari mereka punya kebutuhan belajar yang berbeda. Dengan Pembelajaran Terdiferensiasi, kita sebagai tenaga didik akan lebih fokus kepada murid,” ucap Oscarina.
Implementasi Kurikulum Merdeka fokus pada asas kemerdekaan. Guru bisa menerapkan materi yang esensial dan fleksibel karena disesuaikan dengan minat, kebutuhan, serta karakteristik dari murid. Kemendikbudristek menghadirkan platform Merdeka Belajar bagi guru untuk mengakses modul pengajaran. Para guru menjadi lebih mudah dan optimal dalam mempraktekan teknik serta metode pengajaran yang efektif kepada murid.
Ada 3 pilihan bagi sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, yaitu IKM 1 (Mandiri Belajar), IKM 2 (Mandiri Berubah) dan IKM 3 (Mandiri Berbagi). Pemilihan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kurikulum yang diterapkan sebelumnya. Sekolah yang memilih IKM 1 akan menggunakan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka dengan tetap menggunakan kurikulum 2013.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menambahkan Implementasi Kurikulum Merdeka akan semakin mempercepat pemulihan pendidikan nasional.
“Kemendikbudristek memprioritaskan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk memulihkan pendidikan nasional dengan menggunakan Kurikulum Merdeka yang disesuaikan kondisi saat ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada sekolah-sekolah dan para guru yang telah menerapkan program ini dan berharap minat belajar para siswa semakin tinggi sehingga kualitas pendidikan nasional turut meningkat,” jelas Iwan.