Kurikulum Merdeka Untuk Memudahkan Guru, Bukan Menyulitkan
Kepala sekolah dan guru yang aktif belajar mandiri melalui platform Merdeka Mengajar diapresiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Langkah tersebut dapat meluruskan miskonsepsi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan banyak modul pelatihan guru dan kepala sekolah di platform Merdeka Mengajar. Modul tersebut dapat diakses gratis menggunakan akun belajar.id.
Panduan pembelajaran dan informasi terkait Kurikulum Merdeka juga dapat diakses melalui laman resmi kurikulum.kemdikbud.go.id. Kemendikbudristek melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di provinsi terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, organisasi-organisasi guru, dan lainnya untuk terus memberikan pemahaman terkait Kurikulum Merdeka supaya tidak terjadi miskonsepsi.
“Kurikulum Merdeka dirancang untuk memudahkan guru dalam mengajar yang berorientasi pada murid, sehingga menghadirkan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak-anak,” kata Dito yang SekolahDasar.Net kutip dari JPNN (26/07/22).
Sementara itu, Guru Penggerak Angkatan 3, SMP Negeri 1 Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Yenni Puspandari, mengatakan pesan yang ingin disampaikan dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang mengadopsi dari falsafah Ki Hajar Dewantara secara konkrit untuk melayani kebutuhan peserta didik.
Lihat juga : Implementasi Kurikulum Merdeka Dinilai Positif
“Saya melihat pemahaman para guru tentang implementasi Kurikulum Merdeka sangat beragam. Pertama yang perlu dipahami ialah konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara dengan penerapannya,” kata Yenni.
Menurutnya, dengan melihat berbagai pandangan implementasi Kurikulum Merdeka saat awal mulai dikenalkan timbul berbagai miskonsepsi. Tetapi, dengan berjalannya waktu pandangan tersebut dapat diluruskan sejalan dengan proses belajar di komunitas-komunitas di tingkat daerah.