Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

UN untuk Anak SD: Apa Manfaatnya atau Cuma Beban Saja?

Selama ini kita terlalu fokus sama UN, padahal banyak hal penting dari anak-anak yang terabaikan! Coba deh pikir, UN hanya ngukur nilai angka aja, tapi gimana sama kreativitas, karakter, atau cara mereka bergaul? Ini 7 alasan kenapa UN untuk SD itu gak perlu:

1. Perbedaan Kualitas Sarana dan Prasarana
Banyak sekolah dasar di daerah yang masih memiliki keterbatasan fasilitas. UN akan cenderung mengukur berdasarkan standar yang sama, mengabaikan disparitas kualitas pendidikan.

2. Tidak Mencerminkan Kemampuan Holistik Siswa
UN hanya mengukur kemampuan akademik tertentu (umumnya matematika dan bahasa). Kemampuan sosial, keterampilan hidup, dan kreativitas siswa tidak diukur dalam UN, padahal aspek tersebut juga penting.

3. Menimbulkan Tekanan dan Stres pada Anak
Anak usia sekolah dasar masih dalam tahap awal perkembangan psikologisnya. Menghadapi tekanan ujian nasional di usia ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

4. Mengurangi Fokus pada Pembelajaran Berbasis Proyek
Kurikulum yang idealnya berorientasi pada pembelajaran yang bermakna bisa terganggu karena fokus guru dan sekolah bergeser pada persiapan UN. Padahal, metode seperti pembelajaran berbasis proyek atau problem-based learning justru lebih efektif.

5. Berkurangnya Ruang untuk Inovasi Guru
Guru akan lebih cenderung mengajar sesuai dengan kisi-kisi UN daripada memberikan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Ini membatasi inovasi dalam proses pembelajaran.

6. Tidak Sesuai dengan Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan
Pendidikan seharusnya memerdekakan dan mengembangkan potensi siswa. Standar UN cenderung menekankan pada nilai semata, sehingga tidak sejalan dengan visi pendidikan yang memerdekakan.

7. Biaya Penyelenggaraan yang Tinggi
Penyelenggaraan UN membutuhkan biaya yang besar, yang bisa dialihkan untuk memperbaiki fasilitas atau pelatihan guru demi pendidikan yang lebih berkualitas.

Sebagai alternatif, asesmen yang berfokus pada perkembangan holistik anak, seperti portofolio, observasi, dan proyek, lebih relevan. Ini akan memberi gambaran menyeluruh mengenai kemampuan anak dan mendorong mereka untuk belajar tanpa tekanan berlebih.